Etika, Estetika, Dan Filsafat Seni

 Nama  : R. Satriatama Aprilion Wahyu S.

NPM    : 202146500933

Kelas    : R3L

 

        PENGERTIAN ESTETIKA DAN FILSAFAT SENI


Jika dilihat dari sejarahnya kata Estetika berakar dari kata Yunani Aisthesis yang memiliki arti penyerapan indrawi. Para pemikir sejak masa Plato sampai dengan immnuel kant (abad-18) mengartikan Estetika sebagai kajian tentang proses penyerapan indrawi. Peralihan pengertian Estetika terjadi pada abad ke-18 , dengan pemikiran dari Alexander Baumgarten (1714-1762). Tradisi pemikiran yang terus berkembang mulai dari zaman Yunani hingga abad petengahan bahkan hingga era modern biasa mengartikan keindahan sebagai satu sisi dari sebuah segitiga konseptual yaitu sebuah segitiga yang mempersatukan ide tentang Bonum atau kebaikan, Verum atau Kebenaran, dan Pulchrum atau keindahan. Ketiganya dianggap sebagai satu realitas yang sama.

            Kajian tentang estetika tidak sepenuhnya dirumuskan secara rasional karena persoalan keindahan dan kesenian memang tidak bisa diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu, muncul pengertian bahwa keindahan itu tidak mungkin dibahasakan. Salah seorang pemikir di abad ke-17 menyebutnya dengan sebuah frase Je Ne Sais Quoi yang artinya Aku Tidak Tau  Apa. Itulah yang membedakan estetika dengan cabang filsafat lain yang biasanya dirumuskan secara rasional.

            Konsep Kekhasan wahana (Medium Specificity) muncul pada abad ke-19 akhir khususnya dalam pemikiran para Formalis sperti Clive Bell dan Eduard Hanslick, mereka adalah pemikir estetika yang sangat menekankan konsep kekhasan wahana. Pemikiran ini dimungkinkan oleh suatu pergerakan estetika yang muncul pada awal abad ke-19 yang disebut Gerakan seni untuk seni (L’art Pour L’art) yang dipelopori oleh penulis Theophile Gautier yang berargumen bahwa segala sesuatu yang indah itu selalu asing dari penggunaan.

            Seiring perkembangan abad ke-20  wacana tentang seni untuk seni atau seni dilihat dari aspek formalnya itu tidak lagi memadai. Munculnya gerakan modernis dan kaum Avantgarde yang mendobrak batas-batas apa yang disebut seni dan bukan seni. Keindahan bukanlah suatu realitas individual bukan suatu yang ditentukan oleh evaluasi personal tetapi merupakan hasil dari consensus bersama yang tercipta secara tidak sengaja yang menyatakan bahwa karya itu layak disebut indah. Estetika kontemporer membahas lebih jauh tentang hubungan antara seniman dan dunia disekelilingnya (antara seniman dan bukan seniman). Pada abad ke-20 Pemikiran tentang seniman dan bukan seniman itu makin lama makin ditinggalkan dan pada dasarnya Semua Orang Itu adalah Seniman.

 

KENAPA ETIKA ADA

Apa itu Etis? Perbedaan antara etika dan etiket, etiket merupakan sopan santun yang sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku pada masyarakat. Etika memiliki pengertian yang lebih abstrak dari Etiket. Etika berasal dari bahasa yunani Ethos berkaitan dengan desposisi atau kecenderungan sikap dan karakter seseorang. Secara pengertian Etika sama dengan Moral.

            Ada 3 aliran besar dalam Filsafat Etika yaitu etika Kewajiban (Etika Deontologis), Etika Keutamaan (Virtue Ethics), Etika Konsekuensialis.

1. Etika Deontologis (etika kewajiban), secara garis besar menggaris bawahi nilai moral suatu tindakan pada sejauh mana tindakan itu merupakan ungkapan dari kewajiban. Tokoh pemikir Etika Deontologis diantara adalah Immanuel Kant (1419 awal). Dia berfikir bahwa Suatu tindakan yang dilakukan murni demi kewajibannya, tindakan etis tidak akan menjadi etis jika dilakukan demi kesenangannya. Konsep pemikiran ini berupa kesesuaian dengan perintah moral yang berlaku universal dan bisa diuniversalkan. Kedua, Prinsip moral juga harus mengandung sikap yang menjadikan manusia sebagai tujuan pada dirinya bukan sarana.

2. Etika Keutamaan (Virtue Ethics), Berangkat dari era Yunani kuno seperti Aristoteles mencetuskan ide bahwa etika itu semacam ekspresi dari kepribadian, karakter ,dari nilai-nilai tertentu yang dianggap buah dari generasi ke generasi yang mencapai status moral karena dianggap menjadikan hidup yang lebih baik. Misalnya adalah moderasi atau sikap tidak berlebihan. Tujuan utama dari filsafat etika keutamaan adalah mencapai hidup yang baik.

3.Etika konsekuensialis, merupakan suatu aliran yang sudah lama hampir sama tuanya dengan usia manusia, yang menganggap tindakan baik itu adalah apapun yang menghasilkan hasil yang baik. Jika hasilnya baik maka tindakan itu bernilai secara moral. Contoh yang terkenal etika konsekuensialis yaitu filsafat etika yang disebut Utilitarianisme yang berbasis pada utilitas atau manfaat, yang dicetuskan oleh Cerimine bentang, yang memandang bahwa suatu tindakan itu disebut bernilai secara moral jika dia menghasilkan kebahagiaan pada banyak orang atau menghasilkan manfaat bagi banyak orang.

            Persoalan disini yaitu apakah etika itu ada? Apakah kita butuh suatu buffer zone antara filsafat politik dan filsafat Estetika agar spectrum ini utuh? Apakah spectrum ini sudah utuh dan tidak perlu  buffer zone.

Dalam hal ini, ketiga aliran filsafat etika diatas bisa dipetakan dan dijelaskan berdasarkan interaksi antara filsafat politik dan filsafat estetika,jika filsafat politik mendominasi dari filsafat esteika maka hasilnya adalah etika kewajiban. Sebailknya jika Estetika masuk menginfasi filsafat politik maka itulah etika keutamaan. Sebetulnya berbagai macam filsafat etika bisa dikarakterisasi sebagai cara kita mengatur spectrum dari filsafat politik dan estetika. Kemudian etika konsekuensialis, sebenarnya ini terwujud ketika Filsafat politik dan Filsafat estetika digabung menjadi satu tanpa ada sisa. Yaitu ketika segala urusan yang baik didefinisikan berdasarkan apa yang kita hayati dan kita anggap menyenangkan bagi kita dan sebagian besar orang.

Disini bisa dilihat bahwa sebetulnya etika itu bukan konsep yang Fundamental bukan ranah peneyelidikan filosofis yang mendasar. Etika adalah hasil bagaimana kita menata filsafat politik dan estetika. Sebetulnya kita tidak memerlukan suatu pengkajian yang khusus untuk membahas etika karena bisa dijelaskan dengan gejala yang lebih elementer yaitu estetis dan politis.

 

Kesimpulan

Estetika berakar dari kata Yunani Aisthesis yang memiliki arti penyerapan indrawi. Para pemikir mengartikan Estetika sebagai kajian tentang proses penyerapan indrawi.

Etiket merupakan sopan santun yang sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku pada masyarakat,sedangkan Etika berkaitan dengan desposisi atau kecenderungan sikap dan karakter seseorang. Secara pengertian Etika sama dengan Moral.

Terdapat 3 aliran besar dalam Filsafat Etika yaitu etika Kewajiban (Etika Deontologis), Etika Keutamaan (Virtue Ethics), Etika Konsekuensialis.

ketiga aliran filsafat etika diatas bisa dipetakan dan dijelaskan berdasarkan interaksi antara filsafat politik dan filsafat estetika.

1. etika kewajiban,ketika filsafat politik mendominasi dari filsafat esteika.

2. etika keutamaan, jika filsafat Estetika masuk menginfasi filsafat politik.

3. etika konsekuensialis,ketika Filsafat politik dan Filsafat estetika digabung menjadi satu tanpa ada sisa.

        Sebetulnya etika itu bukan konsep yang Fundamental bukan ranah peneyelidikan filosofis yang mendasar. Etika adalah hasil bagaimana kita menata filsafat politik dan estetika.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

TEORI MIMESS DAN TEORI SIGNIFICANT FORM

menerjemahkan buku Philosophy of Art: a contemporery introduction Author(s): Noël Carroll